Mantan presiden Amerika Serikat, George W Bush menyeru kepada rakyat AS untuk memperhatikan tentang kegagalan tragis yang disebabkan atas isu ketidakadilan rasial di Amerika Serikat.
"Masih merupakan kegagalan yang mengejutkan bagi banyak warga keturunan Afrika-Amerika, terutama laki-laki muda Afrika-Amerika yang dilecehkan dan diancam di negeri mereka sendiri," ujar Bush, sebagaimana dilansir AFP, Selasa (2/6/2020).
Ucapan Bush itu terkait pada kematian George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika yang tewas dibunuh seorang polisi Minneapolis, Amerika Serikat Derek Chauvin pada Senin 25 Mei lalu.
Pembunuhan terhadap Floyd telah memicu gelombang kerusuhan sipil secara nasional, sebuah kerusuhan terheboh yang belum pernah dilihat di AS sejak pembunuhan terhadap pemimpin hak asasi manusia Martin Luther King Jr pada 1968.
"Tragedi ini, dalam serangkaian panjang tragedi serupa, telah menimbulkan pertanyaan yang sudah lama tertunda. 'Bagaimana kita mengakhiri rasisme sistemik dalam masyarakat kita ?. Sudah saatnya bagi Amerika untuk menyelidiki kegagalan tragis kita,” katanya.
Sebagian besar protes yang membengkak di kota-kota di seluruh negeri AS sejak kematian Floyd telah berdamai, namun beberapa lokasi telah merosot ke dalam huru-hara.
Sementara itu Presiden AS Donald Trump, yang telah menolak peran tradisional presiden sebagai suara perdamaian pada saat-saat krisis nasional, pada Senin mengancam tindakan keras militer untuk mengakhiri demonstrasi.
Meski begitu, Bush tidak menyebut nama rekannya dari Partai Republik itu dalam pernyataannya. Namun dia menekankan untuk mendesak perlunya "mendengarkan suara-suara yang begitu banyak dari orang yang terluka dan berduka."
"Mereka yang berusaha membungkam suara-suara itu tidak mengerti arti Amerika - atau bagaimana Amerika (bisa) menjadi tempat yang lebih baik," katanya.
"Para pahlawan Amerika, dari Frederick Douglass hingga Harriet Tubman, hingga Abraham Lincoln, hingga Martin Luther King Jr, (mereka semua) adalah pahlawan persatuan," imbuhnya.
Editor : Ahmad Syukri